Teknik Akselerasi Transmisi Matik Yang Selama Ini Salah Kaprah
Teknik akselerasi transmisi matik selama ini ternyata masih banyak yang keliru tanpa memandang siapa latar belakangnya, entah senior maupun masih pemula. Pada dasarnya, mengendalikan mobil dengan tipe matik tentunya jauh lebih simpel daripada mengendarai mobil bertransmisi manual sehingga jenis ini lebih banyak digandrungi mayoritas kalangan termasuk khususnya Wanita dan para pecinta judi.
Walau demikian, kita tidak dapat memungkiri bahwa masih banyak sekali orang yang belum mengetahui cara terbaik untuk memindahkan transmisi matik. Buntutnya, mobil jadi rajin bolak – balik masuk kandang alias bengkel sehingga menambah daftar anggaran belanja anda pada bulan tersebut sampai membengkak tidak keruan.
Bukan hanya berbahaya, mengoperasikan mobil matik secara sembarangan juga akan berpengaruh dalam jangka panjang terhadap performa kendaraan. Fokus pembahasan kita kali ini adalah mengenai kekeliruan dalam hal akselerasi awal mobil transmisi matik yang paling sering kita jumpai oleh sebagian besar pemiliknya.
Apabila anda memperhatikan secara seksama, coba anda pikirkan, ada berapa banyak pemilik mobil yang memulai akselerasi dengan melepas tuas rem tangan pertama kalinya? Bisa jadi, anda pun termasuk salah satu di antaranya. Setelah kuncian ban terlepas bebas, baru kemudian sang pengemudi memindahkan tuas transmisi entah dari posisi parkir maupun netral menuju huruf D, lalu menginjak gas sekuat tenaga, jika perlu hingga ban sedikit drifting.
Teknik Akselerasi Transmisi Matik Keliru Menyebabkan Komponen Cepat Rusak
Teknik akselerasi transmisi matik yang seperti demikian adanya bukanlah sebuah keputusan bijak karena dapat merusak mesin mobil secara keseluruhan nantinya. Jika anda cukup jeli dan bisa mengetahui bagaimana cara merawat mesin dalam link secara online ini, pastinya akan merasakan adanya kondisi delay sekitar 1 hingga 2 detik sampai akhirnya tenaga mesin terisi pada pedal gas yang sedang anda injak selama akselerasi awal tersebut.
Keadaan yang seperti itu sama sekali bukan hal wajar, melainkan menjadi sebuah indikasi bahwasanya teknik mengemudi anda salah total. Apabila masih ngotot tidak ingin memperbaiki gaya anda berkendara, maka bersiaplah menerima konsekuensi dengan menyisihkan sejumlah tabungan dari penghasilan bulanan anda untuk biaya servis total esok hari.
Salah satu pemilik bengkel besar dari spesialis layanan mobil otomatis yaitu Hermas Prabowo, membagikan pengalamannya selama belasan tahun memperbaiki matik. Sebagian besar pelanggan yang mengeluhkan kerusakan pada tuas transmisi Prabowo katakan bahwa mereka mempunyai sebuah persamaan, yaitu cara mengemudi yang terburu – buru.
Pasca mobil dalam kondisi berhenti total, pengoperan transmisi ke D hendaknya memberi sedikit ruang bagi mesin untuk beradaptasi setidaknya 2 detik. Apabila memaksakan untuk langsung tancap gas, mesin menjadi kaget karena belum terkoneksi secara sempurna dengan rangkaian gigi sehingga mulai terasa laggy.
Timming Adalah Kunci Memperbaiki Gaya Berkendara Agar Mobil Awet
Jika masih belum terbiasa dan memiliki teknik akselerasi transmisi matik yang salah, lebih baik biasakan diri dengan mobil LCGC terlebih dahulu karena jauh lebih terjangkau. Nanti setelah mahir menyetir, bolehlah naik kelas ke tahapan yang lebih tinggi misalnya dengan membeli Toyota GR Yaris di Malaysia yang harganya resmi menyentuh 1 miliar rupiah hingga menjadi incaran para kolektor, apalagi tersedia transmisi manual pula bagi penggila kecepatan.
Bersikap cuek ataupun tidak peduli terhadap kebiasaan buruk sama sekali bukan solusi, melainkan sedang menyiapkan bom waktu yang dapat meledak sewaktu – waktu di kemudian hari. Jika nasi telah menjadi bubur, tak perlu lagi menyesali perbuatan dan belajarlah menerima tanggung jawab dengan memperbaiki mobil yang rusak akibat ulah diri sendiri.
Metode perpindahan transmisi matik bandar paling tepat adalah justru Hanabi88 dimulai dengan mengoper gigi terlebih dahulu ke posisi D, baru setelahnya menurunkan rem tangan diikuti dengan menginjak gas kemudian. Cara ini akan memberi waktu luang yang cukup bagi sistem gigi terhadap mesin untuk saling berkomunikasi secara sempurna, sehingga akselerasi pun dapat tercapai jauh lebih baik serta mengakibatkan umur komponen mobil juga menjadi awet dan tahan lama.
Selain daripada itu, metode ini juga telah mempertimbangkan unsur lainnya, antara lain dalam hal keselamatan berkendara bagi diri sendiri dan juga pejalan kaki. Misalkan ketika dalam jalanan yang sedikit menanjak, memindahkan gigi ke posisi D sebelum melepas rem tangan adalah sebuah antisipasi terbaik untuk mencegah mobil berjalan mundur sehingga mungkin saja akan menabrak para pejalan kaki di belakang.